Mendengar nama Mingar tentu orang teringat akan sebuah desa
kecil yang ada di wilayah bagian selatan Kecamatan Nagawutung Kabupaten Lembata
Provinsi Nusa Tenggara Timur. Masyarakat Lembata pada umumnya sudah tahu akan pesona alam yakni hamparan pasir putih sepanjang pantai yang begitu indah.
Pada suatu kesempatan kami mendatangi tempat ini dalam rangka
monitoring data pendidikan guru dan murid pada tingkat sekolah menengah yakni SMP
Satap Pasir Putih. Sebelum melakukan pendataan, kami meluangkan waktu sejenak dan melihat-lihat di sekitar, kebetulan
sekolahnya tak jauh dari bibir pantai.
Kesempatan inipun tak kami sia-siakan setelah menempuh perjalan kurang
lebih dua jam lamanya.
Pada akhirnya
segala kelelahan akibat ruas jalan yang
berlobang dapat terobati setelah melihat hamparan pasir putih yang begitu
indah.
Tampak dari kejauhan terlihat seorang anak kecil memegang
sebatang dahan kelapa, ibarat sebuah papan selancar yang akan digunakan untuk melawan gelombang yang menghampirinya. Tidak ada rasa takut apa yang akan terjadi nanti karena, ombaknya
begitu besar ini cuma dapat dilakukan para profesional.
Setelah dua puluh menit lamanya kami berada di tempat ini dan menikmati keindahan pasir putih, kamipun melanjutkan tugas pendataan Guru dan
murid pada sekolah yang kami tujuh.
Penduduk setempat pada umumnya sebagai petani dan nelayan seperti halnya
masyarakat Lembata pada umumnya.
Desa
mingar jauh dari keramaian kota, yang
terdengar hanya bunyi gemuruh ombak laut sawu di se panjang pantai seolah-olah
ingin membangunkan masyarakat yang lelap tertidur disepanjang pantai setelah
seharian bekerja. “ Masyarakat desa
mingar pada umumnya sudah terbiasa untuk menghabiskan waktu malam bersama
keluarga, diatas hamparan pasir putih seakan-akan
langit adalah rumahku, “ kata ibu Skolastika M Beraf, salah seorang
staf pengajar guru Agama Katolik di sekolah itu. Tak
ketinggalan Benedikta Bota staf pengajar SDK Mingar yang turut hadir saat itu berkata,
“ Dari nama sekolahnya saja SMP Satap pasir putih, ini untuk mengingatkan anak-anak
didik agar selalu menjaga dan mencintai keindahan alam terutama pesisir
pantai ini demi kebaikan anak cucu kita kelak.“
Untuk mencapai tempat ini dapat menggunakan kendaraan umum
dengan biaya Rp. 20.000, jika menggunakan ojek maka biayanya Rp. 50.000-100.000
sesuai kesepakatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar